Buku Kas Umum Keuangan Dana Swadaya dan Dana Masyarakat Per 30 November 2022
The Gunung Sitember Mondul School Blog, which contains information about the World of Special Education, which binds elementary schools. Salam HOTS dan P21
SD Negeri Lau Pengkeruken
Rabu, 14 Desember 2022
Rabu, 10 Agustus 2022
LAPORAN KAS UPT SD NEGERI LAU PENGKKERUKEN 06 AGUSTUS 2022
TOTAL UANG KAS (Rp.
5.602.500,- + Rp. 3.940.000,-) Rp. 9.542.500,-
1. Keyboard
Yamaha PSR SX 600 + Stand Single Rp. 9.650.000,-
2. Biaya
Penjemputan Rp. 50.000,-
Total Pengeluaran Rp. 9.700.000,-
Minus
(Kekurangan Dana) -Rp.
157.500,-
Sabtu, 19 Februari 2022
Sabtu, 12 Februari 2022
Vaksinasi Dosis 2 untuk SD
Dengan hormat,
Sesuai dengan informasi yang kami terima dari Kepala UPTD. PUSKESMAS GUNUNG SITEMBER dr. Atonius L. Marpaung yaitu Jadwal Vakinasi Covid 19, maka dengan ini kami beritahukan kepada Orang Siswa dan siswa UPT. SD Negeri Lau Pengkeruken bahwa untuk jadwal Vaksinasi dosis 2 pada sekolah kita yaitu tanggal 17 Februari 2022. Dengan demikian diharapkan kehadiran untuk semua siswa kita, dan didampingi oleh orang. Demi menjaga kesehatan kita bersama, mohon kiranya semua yang hadir menggunakan Masker, mencuci tangan, dan mengatur jarak (Prokes Covid19).
Demikian informasi ini kami sampaikan. Terima kasih.
Kepala Sekolah
RASMI KAROKARO, S.Pd
NIP. 19851010 200903 1 006
Jumat, 28 Januari 2022
Kurikulum Prototipe
Kurikulum Prototipe
Utamakan Pembelajaran Berbasis Proyek
Mulai tahun 2022 hingga 2024, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan tiga opsi kurikulum yang dapat
diterapkan satuan pendidikan dalam pembelajaran, yaitu kurikulum 2013,
kurikulum darurat, dan kurikulum prototipe. Kurikulum darurat merupakan
penyederhanaan dari kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada tahun 2020 saat
pandemi Covid-19. Kurikulum prototipe merupakan kurikulum berbasis kompetensi
untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis
proyek (Project Based Learning).
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbudristek, Supriyatno,
mengatakan saat ini kurikulum prototipe sudah diterapkan di 2.500 satuan
pendidikan yang tergabung dalam program Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan
pada tahun 2021. Namun mulai tahun 2022, satuan pendidikan yang tidak termasuk
sekolah penggerak pun diberikan opsi untuk dapat menerapkan kurikulum
prototipe.
“Tidak ada seleksi sekolah mana yang akan menggunakan Kurikulum Prototipe,
namun yang kami lakukan hanya pendaftaraan dan pendataan. Sekolah-sekolah dapat
menggunakan kurikulum prototipe secara sukarela tanpa seleksi. Baru nanti tahun
2024 Kemendikbudristek akan menetapkan kebijakan mengenai kurikulum mana yang
akan dijadikan kurikulum nasional untuk pemulihan pembelajaran,” ujar
Supriyatno dalam kegiatan Sosialisasi Kurikulum dalam rangka Pemulihan
Pembelajaran di Kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Bengkulu,
Senin (17/1/2022).
Supriyatno mengatakan, salah satu karakteristik kurikulum prototipe adalah
menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk mendukung pengembangan karakter
sesuai dengan profil pelajar pancasila. Dalam kurikulum prototipe, sekolah
diberikan keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran
yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah.
Pembelajaran berbasis proyek dianggap penting untuk pengembangan karakter siswa
karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman
(experiential learning). “Mereka mengalami sendiri bagaimana bertoleransi,
bekerja sama, saling menjaga, dan lain-lain, juga mengintegrasikan kompetensi
esensial dari berbagai disiplin ilmu,” kata Supriyatno.
Penerapan kurikulum prototipe untuk pemulihan pembelajaran mendapat
dukungan positif dari anggota Komisi X DPR RI, Dewi Coryati. Dalam
kesempatan yang sama, Dewi menuturkan, peserta didik maupun pendidik harus
mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan mengejar ketertinggalan dalam
pembelajaran. “Seperti kata Charles Darwin, bukan yang terkuat yang menang,
bukan yang terbesar yang bertahan, tetapi yang mampu beradaptasilah yang akan
mampu bertahan. Kita di Bengkulu butuh adaptasi dengan waktu lebih panjang agar
dapat menyerap kebijakan ini lebih baik. Jadi apa yang terbaik untuk Bengkulu nanti
dapat ditambahkan dalam implementasi kurikulum prototipe,” ujarnya.
Terkait dengan pembelajaran berbasis proyek, Dewi berharap kurikulum prototipe
dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Bengkulu yang kehidupannya
agraris. Dewi mengatakan, salah satu produk agraria Bengkulu yang terkenal
adalah kopi. “Kita punya universitas namanya Pat Petulai. Titik beratnya di
sains perkopian. Ini yang perlu didukung. Sehingga kalau kurikulumnya
disederhanakan kemudian lebih mendalam pada satu bidang, maka harus
memperhatikan kebutuhan lokal dan melihat pasar ke depan, apa yang dibutuhkan,”
ujarnya.
Dewi berharap, keleluasaan yang diberikan kepada pendidik dalam
mengimplementasikan kurikulum prototipe dapat dimanfaatkan dengan baik sehingga
mewujudkan pembelajaran yang fokus pada kebutuhan masing-masing daerah serta
memperhatikan kearifan lokal. “Sehingga anak-anak kita kalau nantinya akan
melanjutkan kuliah dan kurikulumnya sudah disederhanakan, dia akan menjadi
expert. Jadi dari kecil sudah fokus, lalu mengambil mata pelajaran yang
relevan,” katanya.
Penerapan Kurikulum Prototipe tidak hanya dilakukan oleh Kemendikbudristek,
melainkan membutuhkan dukungan berbagai pemangku kepentingan di bidang
pendidikan. Selain Kemendikbudristek dan Komisi X DPR RI, peran pemerintah
daerah juga sangat penting untuk melakukan pendampingan dalam mendukung
pemulihan pembelajaran.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Eri Yulian
Hidayat, mengatakan perlu adanya percepatan untuk memulihkan proses
pembelajaran. Karena itu ia sangat mengapresiasi upaya Kemendikbudristek dan
Komisi X DPR RI yang melakukan kegiatan sosialisasi kurikulum untuk mendukung
pemulihan pembelajaran.
Melalui kegiatan sosialisasi kurikulum, Eri berharap Kemendikbudristek dapat
memberikan pencerahan dan pembinaan agar pemerintah pusat terus bersinergi
dengan pemerintah daerah untuk pemulihan pembelajaran peserta didik. “Kita
menyadari betapa tertinggalnya anak kita dalam menyerap pembelajaran karena
pandemi. Ini merupakan cerminan awal upaya kita dalam rangka pemulihan
pembelajaran di Provinsi Bengkulu. Kalau ini kita lakukan secara bersama, saya
percaya pemulihan pembelajaran di Provinsi Bengkulu akan lebih baik dan lebih
maju ke depannya,” tegasnya.
Implementasi kurikulum prototipe di daerah juga akan didampingi oleh Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), salah satu unit pelaksana teknis
Kemendikbudristek yang ada di setiap provinsi. Kepala LPMP Bengkulu, Djohan
Achmadi, mengatakan kurikulum prototipe bertujuan untuk mengejar ketertinggalan
peserta didik akibat learning loss. LPMP Bengkulu siap mendukung
implementasi kurikulum prototipe. “Kami siap menyosialisasikan, melakukan
pendampingan, dan pemantauan penerapan kurikulum prototipe di Bengkulu. Tujuan
kurikulum ini adalah mengejar ketertinggalan setelah learning loss.
Mudah-mudahan ini jadi satu terobosan untuk melakukan lompatan,” ujar Djohan.
Kegiatan sosialisasi kurikulum di Provinsi Bengkulu dihadiri lebih dari
100 peserta dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik. Para peserta
merupakan pejabat di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu dan Kota
Bengkulu, kepala sekolah, guru, pengawas sekolah, dan perwakilan organisasi
profesi guru, seperti PGRI dan IGI yang datang dari berbagai daerah di
Bengkulu. Tidak hanya dari Kota Bengkulu, sebagian besar peserta justru datang
dari luar Bengkulu, seperti Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Kaur, Kabupaten
Rejang Lebong, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Lebong, Kabupaten Bengkulu
Selatan, dan Kabupaten Seluma.
Kurikulum Prototipe Sebagai Opsi Dukung Pemulihan Pembelajaran
Kondisi pendidikan di Indonesia pada masa pandemi mengharuskan adanya
penyesuaian strategi untuk mengatasi kehilangan pembelajaran (learning loss).
Hasil evaluasi yang dilakukan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
(BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikburistek) menunjukkan bahwa sekolah-sekolah yang menggunakan Kurikulum
Darurat lebih maju empat sampai lima bulan belajar daripada yang menggunakan
Kurikulum 2013 secara penuh.
“Hasil ini menguatkan kami dalam merancang Kurikulum Prototipe agar lebih
efektif,” dikatakan Kepala BSKAP Kemendikbudristek Anindito Aditomo pada
kegiatan Sosialisasi Buku dan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran di
Sekolah Nasional KPS, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (23/12/2021).
Oleh karena itu, Kemendikbudristek berencana akan memberikan opsi kebijakan
kurikulum untuk pemulihan pembelajaran, salah satunya melalui Kurikulum
Prototipe yang merupakan lanjutan dari Kurikulum Masa Khusus Pandemi Covid-19
atau Kurikulum Darurat. Namun, Kepala BSKAP tetap mempersilakan sekolah untuk
menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan sekolah.
“Kurikulum Prototipe sebagai tambahan aksi. Bagi satuan pendidikan yang tetap
menerapkan Kurikulum 2013 apa adanya silakan. Sekolah yang sudah menggunakan
Kurikulum Darurat juga silakan memilih, apakah akan tetap menerapkan Kurikulum
Darurat atau Kurikulum Prototipe,” tutur Anindito.
Sebelumnya, Anindito menjelaskan bahwa indikasi kehilangan kemajuan belajar
terlihat dalam riset BSKAP Kemendikbudristek yang menunjukkan learning loss
literasi dan numerasi secara signifikan. Untuk literasi, learning loss setara
dengan enam bulan belajar. Sementara untuk numerasi, learning loss tersebut
setara dengan lima bulan belajar.
Kepala BSKAP menegaskan bahwa apapun opsi yang dipilih satuan pendidikan,
diharapkan agar tetap mengacu pada standar nasional pendidikan.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia (DPR RI), Hetifah Sjaifudian mengapresiasi rancangan
Kurikulum Prototipe yang lebih menekankan pada kompetensi dan membutuhkan
fleksibilitas guru dalam mengajar.
“Kalau perubahan itu membuat belajar lebih membahagiakan dan hasil belajar anak
lebih baik, kenapa tidak?” tutur Hetifah.
Hetifah mengingatkan agar kemampuan siswa dalam hal memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi tidak boleh mengesampingkan nilai-nilai seperti
kejujuran dan karakter. Ia juga menegaskan pentingnya menjaring masukan dari
para pemangku kepentingan sebelum Kurikulum Prototipe dilaksanakan secara
penuh.
“Kita ingin ada uji konsep, uji publik yang masif, supaya ketika
diimplementasikan dapat terlaksana dengan baik. Karena itu, kami perlu masukan
dari Bapak/Ibu, bagaimana pelaksanaan di tahun mendatang dapat dilaksanakan
dengan lancar,” ujar Hetifah.
Dalam pemaparannya, Kepala BSKAP menjelaskan bahwa Kurikulum Prototipe
bertujuan untuk memberi ruang yang lebih luas bagi pengembangan karakter dan
kompetensi dasar siswa, seperti literasi dan numerasi.
Sekolah, lanjut Anindito, akan diberikan waktu yang cukup untuk mempelajari
konsep Kurikulum Prototipe sebelum menyatakan minat untuk menerapkan.
Kemendikbudristek juga akan memfasilitasi kepala sekolah dan guru mengikuti
pelatihan agar bisa menerapkan Kurikulum Prototipe sesuai kemampuan dan
konteksnya.
Kepala BSKAP juga membeberkan tiga karakteristik utama Kurikulum Prototipe yang
dinilai dapat mendukung pemulihan pembelajaran. Pertama, pengembangan kemampuan
non-teknis (soft skills) dan karakter mendapat porsi khusus melalui
pembelajaran berbasis proyek. Kedua, Kurikulum Prototipe berfokus pada materi
esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi
kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
"Ketiga, fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai
dengan kemampuan murid dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan
lokal," jelas Anindito.
Perancangan kurikulum sekolah pun dapat diatur dengan lebih fleksibel. Dalam
Kurikulum Prototipe, lanjut Anindito, tujuan belajar ditetapkan per fase, yakni
dua hingga tiga tahun, untuk memberi fleksibilitas bagi guru dan sekolah.
Selain itu, jam pelajaran ditetapkan per tahun agar sekolah dapat berinovasi
dalam menyusun kurikulum dan pembelajarannya.
Untuk mendukung penerapan Kurikulum Prototipe, Widyaprada Ahli Madya Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP Kaltim) Kalimantan Timur Rita Zahra
menyampaikan, LPMP Kaltim akan menyediakan pelatihan mandiri dalam berbagai
level kompleksitas yang dapat diikuti oleh satuan pendidikan.
Jenis pelatihan tersebut yaitu pelatihan kompleksitas sederhana dengan
mengikuti contoh yang sudah disediakan, pelatihan kompleksitas dasar yang
berfokus pada modifikasi, pelatihan kompleksitas sedang dengan pengembangan
yang melibatkan warga sekolah secara terbatas, serta pelatihan dengan
kompleksitas tinggi dengan pengembangan yang melibatkan warga sekolah secara
luas.
Kegiatan Sosialisasi Buku dan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran
dihadiri oleh para pemangku kepentingan pendidikan di Kota Balikpapan, antara
lain perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Timur, LPMP, kepala
kantor wilayah Kementerian Agama, rektor perguruan tinggi, Persatuan Guru
Republik Indonesia, Ikatan Guru Indonesia, dewan pendidikan, kepala sekolah, serta
Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Sekolah Penggerak.
Tugas Dan Tanggung jawab Guru Piket
Tugas Dan Tanggung jawab Guru Piket
SD NEGERI LAU PENGKERUKEN
Selain menunjang
kelancaran proses belajar mengajar disekolah. Adanya guru piket di sekolah
tentunya sangat Penting. Nah berikut adalah penjelasan tentang tugas dan
tanggungjawab guru piket.
Tugas &
Tanggungjawab Guru Piket
- Datang 15 menit
sebelum kegiatan Upacara, Apel Pagi/Literasi, SKJ dan Kegiatan Kebaktian dimulai, dan melakukan Siaga
Pelayanan Pendidikan selama proses pembelajaran berlangsung.
- Melakukan pengecekan
kebersihan tiap kelas sebelum Kegiatan Belajar Mengajar dimulai.
- Melakukan pengecekan kebersihan halaman sekolah, Kamar Mandi dan Ruang
Kepala Sekolah.
- Mempersiapkan dan Melaksanakan kegiatan Apel Pagi/literasi, SKJ dan
kebaktian (khusus guru agama) sesuai jam kegiatan.
- Mengamati, menegur
dan mencatat siswa yang datang terlambat di sekolah serta menindaklanjuti
sesuai dengan peraturan tata tertib sekolah.
- Memastikan kelas
dalam keadaan bersih dan menertibkan siswa masuk ke dalam kelas masing-masing.
- Menegur,
memperingatkan siswa yang melanggar tata tertib sekolah dan melaporkannya
kepada Guru Kelas serta Kepala Sekolah.
- Mengisi buku piket
dan agenda kehadiran guru sesuai jadwal pelajaran.
- Mendistribusikan
tugas atau mengisi kelas jika terdapat guru yang berhalangan hadir.
- Mengatur ketepatan
waktu dan mempersilahkan guru masuk ke kelas untuk memulai Kegiatan
Pembelajaran.
- Menjaga ketenangan
suasana kelas dan lingkungan sekolah pada saat Kegiatan Belajar Mengajar
berlangsung.
- Menerima dan melayani
tamu yang berkepentingan dengan sekolah atau dengan siswa serta mempersilakan
untuk mengisi buku tamu.
- Mencatat dan
melaporkan kepada Kepala Sekolah atas sesuatu peristiwa yang terjadi di sekolah
atau hal-hal lain yang dianggap perlu untuk segera ditindak lanjuti.
Lau
Pengkeruken, Januari 2022
Kepala UPT. SD
Negeri Lau Pengkeruken
RASMI KAROKARO, S.Pd
NIP. 19851010
200903 1 006